Bakat dan Kerja Keras

Penulis: Sri Eka Warnita Meuraxa

Semua orang pasti memiliki bakat  yang berbeda-beda. Ada yang berbakat menjadi seorang dokter, pemain tinju, ustad, guru,  sastrawan, seniman, dan seterusnya. Namun, terkadang kita sendiri berpikir, "Saya punya bakat menjadi seorang penulis. Suatu saat nanti saya akan menjadi penulis bets seller."



Tentu tidak ada yang salah dengan kalimat di atas. Namun, setelah kita buktikan sendiri. Bakat tanpa kerja keras sama saja hasilnya nol, dan kerja keras tanpa bakat tentu memberikan hasil memuaskan. Seperti yang disampaikan oleh Thomas Alfa Edison, ia mengungkapkan bahwa, "untuk meraih kesuksesan dibutuhkan 1% bakat dan 99% kerja keras." Bakat 1% di antara 99% kerja keras. Bayangin tuh betapa pentingnya kerja keras daripada bakat yang selama ini membuat kita dimabok kepayang.  Kata bijak tersebut sebagai penyemangat sebahagian orang untuk berani melangkah mewujudkan impian. Tapi, tidak untuk mereka yang terlalu pesimis, dan selalu memandang sesuatu dari hal yang negatif.

Mereka yang ingin mewujudkan impian tidak pernah peduli dengan bakat. Namun, mereka lebih peduli pada kerja keras, kerja keras, dan kerja keras. Dengan adanya kerja keras. Maka bakat pasti muncul sendiri. Bagaimana mungkin tidak muncul. Segala sesuatu yang diulang-ulang akan memberikan hasil memuaskan. Baik itu yang diulang hal buruk mau pun baik. Semua akan memberikan hasil dan dampak masing-masing, misalnya, Anda ingin menjadi seorang penulis hebat. Jika Anda tidak mulai belajar menulis karya fiksi dan non-fiksi. Mustahil keinginan Anda akan terwujud. Namun, jika Anda terus latihan menulis karya fiksi maupun non-fiksi. Maka, secara perlahan-lahan bakat itu akan muncul dan jadi bagian dari diri Anda.

Jangan pernah berkata katika seseorang menawarkan peluang hebat untuk Anda. "Saya tidak ada bakat dalam hal itu!" Ingat "no excuse". Tidak ada alasan jika ingin sukses. Action, action, action, hingga Anda berhasil mewujudkan impian yang selama ini Anda inginkan.

Percayalah, kesuksesan sejati terlahir dari kenyakinan, dan kerja keras. Bukan dari seribu alasan yang terlahir dari bibir. Orang suka memberi alasan hanyalah seorang pecundang yang tidak tahu tujuan hidupnya. Ia selalu mencari alasan untuk membenarka setiap tindakan dilakukannya. Padahal tindakan tersebut, tidaklah mengubah ia menjadi lebih baik.

Dari sekarang tentukan target Anda. Goals apa saja yang ingin Anda wujudkan hari ini, bulan ini, dan tahun ini. Orang yang tidak memiliki target pencapaian adalah orang yang tidak memiliki tujuan hidup, misalnya: sudah bertahun-tahun Anda niat ingin membangun cafe. Namun, karena tidak memiliki target. Anda berharap semua itu terwujud seiring berputarnya waktu. Entah itu 3-10 tahun kemudian, atau bahkan hingga Anda lupa bahwa pernah berniat membangun cafe. Beda lagi jika kita membuat target. Misalnya: Anda menuliskan target pencapain di kertas. Lalu tempel di tembok. Nah, dengan melihat target tersebut. Anda semakin yakin bisa mewujudkannya dengan kerja keras tanpa menunda-nunda waktu sedetik pun.

Jika kita menerapkan  1% bakat dan  99% kerja keras. Insya Allah, kita akan berhasil. Selanjutnya kita berdo'a dan tawakkal. Biarkan Allah yang menjawab tindakan kita.


Jangan pernah menyerah pada kondisi Anda sekarang. Karena seperti apa pun kondisinya. Hanya Anda yang bisa mengubahnya menjadi lebih baik.


Barus, 12/06/2019


Sri Eka Warnita Meuraxa, gadis pengagum senja, perindu hujan, dan penikmat rindu.
Motto, "Yakin adalah kunci  surga dan neraka"


Komentar

  1. Memang betul. Kerja keraslah yg membuahkan hasil. Semangat terus kak, ditunggu karya selanjutnya yaa.. 😁

    BalasHapus
  2. Benar sekali,@Arif Santoso. Kakak tunggu juga karyamu ;)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesehatan Tulang

Raih Impian