Anak-anak Waktu

Karya: Sri Eka Warnita Meuraxa

Rasa pedih dan ribuan derita tidak pernah mematahkan ranting semangat anak-anak waktu. Anak-anak waktu dihina hingga berdarah-darah. Tapi ketangguhan hati mereka bertaut menjadi kekuatan yang mampu menembus rimba. Tidak peduli seberapa besar luka yang selalu mereka jinjing ke sana--ke mari. Tidak perduli tentang tangis yang membasuh luka. Anak-anak watu  tidak pernah berhenti meraih impian demi menggenggam kesuksesan atas nama cita-cita.


Bila hinaan dihitung-hitung, bila caci maki dipikirkan, dan bila kesakitan dihiraukan. Hati anak-anak waktu patah seribu potongan. Tapi, anak-anak waktu tidak menghiraukan hinaan dan ribuan caci maki yang dilemparkan pada mereka. Anak-anak waktu tetap tumbuh subur. Seperti bunga teratai yang selalu merekah sekalipun ia tumbuh di rawa-rawa, atau dipadang tandus.


Pesan:
Bermimpilah setinggi-tingginya. Raihlah cita-citamu. Jangan patah semangat sebab kondisi, jangan lelah bila gagal. Orang-orang hebat dan sukses terlahir dari kegagalan. Sementara orang-orang gagal terlahir dari keputusasaan.

Jangan pernah takut untuk bermimpi. Tapi, takutlah jika kamu tidak memiliki mimpi.

Salam dari  penulis, Sri Eka Warnita Meuraxa. Semoga prosa ini bermanfaat. Terima kasih.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kesehatan Tulang

Bakat dan Kerja Keras

Raih Impian